Beranda | Artikel
Bab Thiyarah
Rabu, 6 Maret 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Bab Thiyarah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 23 Sya’ban 1445 H / 4 Maret 2024 M.

Kajian Islam Tentang Bab Thiyarah

الطيرة شرك وما منا ولكن الله يذهبه بالتوكل

“Thiyarah adalah syirik, dan tidak ada dari kita kecuali diuji dengan ini, akan tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan tawakal kepadaNya.” (HR. Bukhari)

Thiyarah adalah perasaan sial dengan sesuatu yang dilihat atau yang didengar. Tathayyur sendiri sebenarnya dari asal kata الطَّيْرَ (burung). Di mana di antara tradisi jahiliyah dulu kalau mereka hendak pergi melakukan perjalanan atau punya hajat, mereka akan keluar rumah dan kalau melihat ada burung di sebuah pohon, maka mereka akan usir burung itu dan melihat terbangnya ke kanan atau ke kiri. Kalau terbangnya ke kiri, mereka akan beranggapan sial lalu mengurungkan niatnya. Kalau terbangnya ke kanan, mereka akan melanjutkan perjalanan atau hajatnya.

Ini disebut tathayyur (dengan burung) padahal tidak harus dengan burung. Boleh jadi dengan binatang lainnya atau angka. Kita lihat di beberapa gedung tinggi yang mereka pakai lift, di lift itu tidak ada angka empat (4). Tathayyur juga beranggapan sial dengan angka tiga belas (13), atau beranggapan sial dengan suatu hari.

Orang yang meyakini adanya kesialan di benda, angka, atau karena mendengar suara burung gagak, maka hidupnya akan terganggu, mentalnya akan rapuh dan menderita. Karena dia meyakini sesuatu yang sejatinya tidak ada apa-apa di sesuatu itu.

Di dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan kalimat thiyarah ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَن مَّعَكَ ۚ قَالَ طَائِرُكُمْ عِندَ اللَّهِ ۖ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُونَ

“Mereka menjawab: ‘Kami menganggap engkau dan kaummu adalah pembawa sial.’ Shaleh berkata: ‘Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji.`” (QS. An-Naml[27]: 47)

Tidak ada manusia bisa memberikan kesialan, apalagi itu burung atau angka. Makanya akhirnya orang ini hidupnya menderita. Karena dengar suara burung takut.

Thiyarah ini bisa menjadi syirik kecil atau bisa juga menjadi syirik besar. Syirik kecil tidak mengeluarkan pelakunya dari agama Islam, tapi ini menunjukkan lemahnya iman dan ada masalah di tauhid dia. Kalau syirik besar, boleh jadi mengeluarkan pelakunya dari Islam dan menggugurkan semua amalan dia.

Apabila seseorang tathayyur -misalnya dengan burung hantu- apabila dia tidak meyakini bahwa burung hantu itu dapat memberikan manfaat dan mudharat, tapi dia meyakini ini hanya sebab kesialan, maka ini syirik kecil. Karena Allah tidak menjadikan itu sebab kesialan. Kenapa engkau meyakini itu? Hal ini akan menjadi syirik besar kalau dia meyakini bahwa benda atau apa yang dia dengar itu dapat mendatangkan mudharat dan manfaat.

Ingatlah bahwa tidak ada yang dapat memberikan manfaat dan mudharat kecuali Allah ‘Azza wa Jalla.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53986-bab-thiyarah/